Beberapa waktu yang lalu ketika sekolah sedang melaksanakan Ulangan Kenaikan Kelas, anak sulung saya minta untuk dikhitan atau disunat, wah berani juga nih..., tapi oleh ibunya ditawar setelah lebaran karena selesai UKK sudah puasa, akhirnya mau setelah lebaran. Selang beberapa hari dan sudah masuk puasa, ada tetangga yang bekerja di RS Bhayangkara Kalasan Sleman menawari Khitanan Masal dalam rangka Hari Ulang Tahun Bhayangkara di Jalan Jogja Solo km 6 Kalasan Sleman. Akhirnya ya sudah besuk kita antarkan ke sana, dan tibalah saatnya tepatnya tanggal 30 Juni 2015 kita antar anak laki saya ke lokasi sunatan masal dan urutan ke-5 dia dapat gilirannya. Untuk itu akan kami uraikan bagaimana cara merawat "burung" pasca khitan:
- Banyak istirahat, kurangi aktifitas fisik agar penyembuhan lebih cepat, sebab jika banyak gerak maka cairan akan mengumpul karena gaya grafitasi bumi yang bisa mengakibatkan yang namanya "gendel".
- Hindarkan luka sunat dari terkena air maupun air kencing, apabila terkena air kencing bersihkan kencing dengan kasa steril dan jangan menggunakan kapas, bisa nempel di luka dan mengakibatkan infeksi.
- Mandi cukup dilap atau sibin, agar menghindarkan terkena air dan basah.
- Kompres dan basahi luka khitan dengan bethadine tiap 2-4 jam dan tiap habis kencing, kemudian olesi dengan salep antibiotik gentamicin tiap 2-4 jam dengan jari yang bersih atau cuci tangan sebelum mengolesi).
- Jika luka sunat diperban, kompres dan basahi dengan bethadine pada kasa perban tiap 2-4 jam dan perban boleh dibuka sendiri dengan hati-hati, atau ke puskesmas atau tempat berobat (dokter) hari ke-2 setelah sunat.
- Tidak ada pantangan makanan setelah dan selama sunat, bahkan perbanyak makanan yang bergizi dan berprotein tinggi agar mempercepat penyembuhan.
No comments:
Post a Comment
Silakan Berikan Komentar