Yogyakarta, 23 November 2024 – PWNU DIY menyelenggarakan Pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bagi Kepala Satuan Pendidikan dan Lurah Pondok Pesantren NU se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas pengelola pendidikan dalam menghadapi potensi bencana yang dapat mengancam lingkungan belajar.
Pelatihan yang berlangsung di Aula Gedung MA Ali Maksum Yogyakarta ini dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai wilayah di DIY. Acara dibuka oleh Ketua RMI NU DIY Gus Irfan Chalimi, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan tanggap bencana.
Dalam sambutannya, Ketua RMI NU DIY mengatakan, “Sebagai wilayah yang rawan bencana seperti gempa bumi dan banjir, Yogyakarta memerlukan kesiapan semua pihak, termasuk institusi pendidikan. Pelatihan ini menjadi langkah nyata untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan bersama.”
Materi dan Simulasi
Pelatihan ini mencakup berbagai materi, seperti:
- Identifikasi Risiko Bencana di Satuan Pendidikan
Pemaparan mengenai jenis-jenis bencana yang berpotensi terjadi di DIY dan cara mengenali risiko di lingkungan sekolah, madrasah atau pesantren. - Mekanisme Penyusunan Rencana Kontingensi
Peserta diajarkan bagaimana menyusun rencana tanggap darurat yang melibatkan semua pihak, termasuk siswa, guru, dan masyarakat sekitar. - Simulasi Evakuasi Bencana
Salah satu sesi menarik adalah simulasi evakuasi bencana, di mana peserta diajarkan cara menyelamatkan siswa dan santri dengan cepat dan efisien.
Pelatihan ini didukung oleh Konsorsiup Pendidikan Bencana (KPB) Indonesia, LPBI NU yang memberikan panduan teknis, serta narasumber dari akademisi dan praktisi kebencanaan.
Pesantren Siaga Bencana
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya pesantren sebagai komunitas siaga bencana. Dalam diskusi, para lurah pondok pesantren berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi dalam menjaga keselamatan santri sebelum, sesaat dan setelah terjadi bencana.
Salah satu peserta, Kepala Sekolah dari Bantul, menyampaikan, “Kami merasa pelatihan ini sangat relevan. Pesantren kami berada di wilayah rawan banjir, dan materi ini memberikan banyak ilmu baru yang dapat kami aplikasikan.”
Penutup
Pelatihan SPAB ini diharapkan menjadi awal dari gerakan masif untuk menciptakan satuan pendidikan yang lebih aman di seluruh DIY. LP Ma’arif NU DIY berkomitmen untuk terus mendorong partisipasi aktif semua pihak dalam membangun budaya sadar bencana.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan setiap kepala satuan pendidikan dan lurah pondok pesantren dapat menjadi agen perubahan yang memperkuat mitigasi bencana di lingkungan masing-masing. (zids)
No comments:
Post a Comment
Silakan Berikan Komentar